Sastra Kurcaci


Pada satu zaman,hidup seorang penguasa buta.Dia senantiasa didampingi oleh seorang Punggawa yang membisikkan apa saja yang ada di depannya,termasuk warna baju dan tingkah laku lawan bicaranya.Sang Penguasa memiliki watak keras kepala dan angkuh,sifat yang hampir dimiliki oleh orang yang memiliki kekuasaan.

Sang Penguasa memimpin satu negri yang hampir seluruh penduduknya juga buta.Saking butanya sehingga para Pejabat Sang Penguasa kebingungan merancang rambu-rambu "Dilarang Buang Sampah".Menurut Ketua Rambu-rambu,dirinya telah memasang tanda "dilarang buang sampah " dengan gambar Tong Sampah di sisi pintu masuk Pasar Besar,Namun sepertinya Penduduk tidak melihat rambu-rambu itu.Lalu dia mengubah Ukuran rambu-rambu itu dengan ukuran yang lebih besar dan warna Tong sampahnya berwarna merah menyala,tapi tetap saja para penduduk pasar tidak melihatnya.

Sekarang Ketua rambu-rambu dikejar tenggat waktu,dalam jangka satu pekan,wilayah Pasar besar harus bersih,karena Sang Penguasa akan berkunjung ke Pasar Besar.Waduh...bagaimana ini...bisiknya berbicara sendiri.Ini tentu saja masalah besar,lebih besar dari pasar ini.Bagaiman Pasar bersih sedangkan para penduduk membuang sampah seenak udelnya tanpa melihat rambu-rambu.Apa benar Penduduk nya rata -rata buta ya.

Karena Pusing tujuh keliling,Si ketua Rambu-rambu menambah tulisan di bawah kata "Dilarang Buang Sampah " dengan kata "tidak berlaku bagi orang buta ".

Besoknya penduduk yang melewati rambu-rambu itu menoleh ke tulisan itu,dan tidak jadi membuang sampah di tempat itu,tapi membuang di tempat yang telah ditentukan meskipun jaraknya agak jauh,karena merasa dirinya bukan orang buta.

andi bastian